Kamis, 25/04/2024 18:51 WIB

Menristekdikti Dorong Perguruan Tinggi Berinovasi Tepat Guna

Menristekdikti mengapresiasi lahirnya produk inovasi dari perguruan tinggi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

Menristekdikti Mohamad Nasir

Jakarta - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir bersama Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe meresmikan Alat Produksi Air Siap Minum berbasis Teknologi Reverse Osmosis di Pesantren Mamba’ul Ma’arif, Jombang Surabaya (Minggu, 11 Juni 2017).

Teknologi Reverse Osmosis adalah teknologi produksi pemurnian air yang mampu mengolah air sumur menjadi air siap minum. Alat Produksi Air Siap Minum berbasis Teknologi Reverse Osmosis merupakan produk inovasi karya Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

Berkaitan dengan hal ini, Menristekdikti mengapresiasi lahirnya produk inovasi dari perguruan tinggi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

“Ada alasan penting saya menugaskan PPNS untuk mengimplementasikan hasil inovasinya di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif, agar ilmu yang dimiliki dapat ditularkan dan juga dapat meningkatkan kehidupan masyarakat  pesantren,” ujar Menristekdikti.

Lebih lanjut Menristekdikti mengatakan akan terus mendukung pengembangan teknologi ini agar dapat diterapkan dan diimplementasikan ke masyarakat lebih luas. “Kementerian akan membantu pengembangan Inovasi Reverse Osmosis dengan dukungan pemberian alat dan pengurusan Hak Paten serta sertifikasi dan standardisasi dari BSN,” ujar Nasir

Menteri Nasir berharap dengan adanya pemasangan alat ini memacu para santri untuk lebih giat belajar. Para santri setelah selesai menimba ilmu di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif diharapkan mampu berkontribusi bagi kemajuan masyarakat.

Sementara Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menunjukkan bahwa jumlah Perusahaan Pemula berbasis Teknologi (PPBT) pada tahun ini sebanyak 400 PPBT. Jumain menambahkan bahwa Pondok Pesantren juga merupakan entitas penting dalam tumbuh kembangnya PPBT di Indonesia.

“ Pada tahun 2018 akan mengalami peningkatan menjadi 900 PBBT, dan sebanyak 20% dari jumlah itu akan dikembangkan di Pondok Pesantren,” imbuh Jumain.

Jumain menjelaskan bahwa alat yang telah dihasilkan oleh PPNS akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat pesantren karena akan menghemat biaya pengolahan air.  

“Selain itu tujuan kami memilih pondok pesantren sebagai tempat implementasi hasil inovasi teknologi tersebut adalah dalam rangka alih teknologi guna meningkatkan ilmu pengetahuan  serta membangun kewirausahaan di lingkungan ponpes, “ pungkas Jumain.

KEYWORD :

Kemristekdikti Mohamad Nasir Teknologi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :