Jum'at, 19/04/2024 10:10 WIB

Dekan FMP Unhan Tegaskan Pentingnya Kerjasama Hankam ASEAN-Uni Eropa

Menurutnya, upaya kerjasama ASEAN-Uni Eropa di bidang Hankam dapat dimaknai sebagai kontribusi positif untuk mempertahankan stabilitas keamanan di kawasan Asia Pasifik.

Laksda Dr Amarulla Octavian, ST, MSc, DESD saat mengisi seminar di Roma, Italia, Selasa (7/6/2017)

Roma - Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Universitas Pertahanan (Unhan) Laksda TNI DR. Amarulla Octavian ST, M.Sc, DESD menegaskan pentingnya kerjasama pertahanan dan pertahanan antara negara-negara anggota ASEAN dan Uni Eropa. Penegasan tersebut disampaikan pada hari ketiga seminar saat bertindak sebagai pembicara dari ASEAN dalam paparan yang berjudul `Indonesia Ocean Policy: ASEAN and European Union Opportunities`.

Octavian menilai peluang yang terbuka untuk menjalin kerjasama ASEAN dan Uni Eropa pada bidang kerjasama keamanan dan pertahanan. Menurutnya, upaya tersebut dapat dimaknai sebagai kontribusi positif untuk mempertahankan stabilitas keamanan di kawasan Asia Pasifik. 

"Kerjasama di bidang keamanan dan pertahanan tersebut bernilai sangat strategis mengiringi kerjasama ekonomi yang mendominasi hubungan multilateral ASEAN dan Uni Eropa yang sudah berjalan selama ini," ujar Octavian saat mengisi seminar di Roma, Italia, Selasa (7/6/2017).

Octavian juga membahas visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dalam konstelasi politik internasional. Ia menjelaskan makna strategis Indonesia sebagai negara poros maritim bagi kebaikan dunia.

Para peserta seminar menyambut baik sekaligus menerima dengan antusias sosialisasi berbagai program aksi pemerintah Indonesia sesuai Kebijakan Kelautan Indonesia sebagaimana dimuat dalam Perpres nomor 16 tahun 2017. Hal itu terlihat dari berbagai tanggapanyang dilontarkan para peserta seminar.

Para peserta seminar juga diberi kesempatan untuk mengunjungi EU Mission Sophia Command HQ yang sedang mengendalikan operasi Angkatan Laut bersama negara-negara Uni Eropa mengatasi gelombang illegal immigrant di Laut Tengah.

"Kesan yang muncul EU Mission Sophia Command HQ, Uni Eropa tampak berbeda dengan kebijakan ASEAN untuk mengatasi human trafficking. Uni Eropa melaksanakan operasi bersama cenderung menggunakan pendekatan keamanan daripada melihatnya dengan pendekatan kemanusiaan sebagai persoalan refugee atau asylum seeker," ucap Octavian. 

Seperti diketahui, Seminar internasional antara negara anggota ASEAN dan Uni Eropa itu sendiri berlangsung  selama 5 hari berturut-turut mulai tanggal 5 hingga 9 Juni 2017 di Roma, Italia. Penyelenggara seminar adalah European External Action Service (EEAS) dan European Security and Defence College (ESDC) berkerjasama dengan Italian Center for High Defence Studies yang dihadiri lebih dari 40 peserta mulai dari pejabat militer, coast guard, diplomat kementerian luar negeri, pejabat Uni Eropa dan ASEAN, serta para akademisi.  

Dalam seminar tersebut juga melibatkan para pembicara dari Uni Eropa. Mereka banyak membahas berbagai operasi militer dan operasi bersama militer-sipil di beberapa belahan dunia sesuai mandat yang diterima setiap negara anggota Uni Eropa.

KEYWORD :

Dekan FMP Unhan Amarulla Octavian Hankam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :