Kamis, 25/04/2024 09:10 WIB

Usai ISG, Performa Atlet Harus Dijaga Hadapi SEA dan Asian Games

Sesmenpora menilai  kegagalan Kontingen Indonesia di ISG 2017 bukan semata-mata karena faktor tuan rumah.

Gatot. S. Dewa Broto

Jakarta – Pencapaian atlet Indonesia pada Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 Baku merupakan batu loncatan untuk menuju SEA Games 2017 Malaysia Agustus mendatang dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.Meski gagal meraih prestasi yang ditargetkan, namun persiapan menghadapi dua multievent ke depan dianggap masih on the right track.

"Kami memahami persoalan yang ada berdasarkan laporan ini capaian itu masih dalam koridor untuk menuju Asian Games 2018 dan SEA Games 2017, kenapa tidak bisa juara umum ya itu juga identik dengan faktor tuan rumah tapi bukan berarti jadi juara umum harus tuan rumah karena di Asian Games 2018 kita hanya mampu menarget di peringkat 8 atau 10 besar," ujar Sesmenpora Gatot S Dewa Broto usai menerima laporan hasil evaluasi Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 Baku, Azerbaijan dari Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto dan pimpinan pengurus pusat, pengurus besar (PP/PB) cabang olahraga serta beberapa perwakilan stakeholders olahraga, di  Lantai 10 Kantor Kemenpora, Selasa (30/5) sore.

Diketahui, kontingen Indonesia menempati posisi ke-8 dengan koleksi 6 medali emas, 29 medali perak, dan 23 medali perunggu (total 58 medali) pada kompetisi multievent antar negara-negara Islam di dunia yang berlangsung 12 hingga 22 Mei 2017 lalu. Raihan tersebut meleset dari target karena Indonesia berharap dapat berada di posisi lima besar.

Tuan rumah Azerbaijan keluar sebagai juara umum dengan total 75 medali emas, 50 medali perak, dan 36 medali perunggu (total 161 medali). Pada ISG 2013 lalu Indonesia selaku tuan rumah ISG keluar sebagai juara umum dengan raihan 36 medali emas, 35 perak, dan 34 perunggu. Ajang ISG selanjutnya dijadwalkan akan berlangsung di Kota Istanbul Turki pada 2021.

Sesmenpora menilai  kegagalan Kontingen Indonesia di ISG 2017 bukan semata-mata karena faktor tuan rumah. Meski demikian Sesmenpora tetap membuka pintu kepada para stakeholders olahraga untuk tetap berkomunikasi terkait kendala teknis dan non-teknis menuju multieven selanjutnya.

Menurutnya, hasil kontingen Indonesia di ISG 2017 dapat di jadikan ajang pemanasan mengadapi SEA Games dan Asian Games dan masih on the right track. "Lawan berbeda sekali misalnya di renang, kemudian adanya beberapa nomor yang tidak dipertandingkan seperti wushu dan yang terpenting bahwa secara psikologis ada durasi waktu untuk atlet, jadi kalau di habiskan waktunya di ISG (selisih 3 bulan dengan SEA Games) maka peak atlet itu akan turun untuk itu lebih baik ISG ini sebagai pemanasan yang terukur dan di SEA Games juga harus di jaga peak-nya guna menghadapi Asian Games 2018," tambah Gatot.

KEYWORD :

Islamic Solidarity Games 2017 ISG




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :