Sabtu, 20/04/2024 20:45 WIB

Presiden Duterte Tunda Perundingan dengan Pemberontak

Ini menjadi yang kali kedua pemerintah menghentikan pembicaraan perdamaian dengan pemberontak komunis atas serangan gerilya terhadap tentara dan usaha

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (Foto: Reuters)

Manila - Pemerintahan Filipinan membatalkan perundingan perdamaian dengan pemberontak pimpinan Maois di Belanda, setelah Tentara Rakyat Baru (NPA) meningkatkan serangan di perdesaan.

Tak hanya itu, penundaan perundingan yang ditengahi Norwegia itu, karena pemberontak tidak membalas upaya perdamaian yang ditawarkan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.

Penasehat Presiden, Jesus Dureza saat membacakan pernyataannya mengatakan, pembicaraan akan dilanjutkan bila ada kejelasan yang memungkinkan  mencapai perdamaian adil dan berkelanjutan di negeri itu melalui perundingan.

Ini menjadi yang kali kedua pemerintah menghentikan pembicaraan perdamaian dengan pemberontak komunis atas serangan gerilya terhadap tentara dan usaha, seperti, pertambangan dan perkebunan.

Duterte sangat ingin mengadakan kesepakatan perdamaian dengan komunis,  tapi marah karena kelompok itu terus melakukan kekerasan. Ia menyatakan tuntutan mereka berlebihan dan sudah memberi konsesi.

Sementara itu, perunding utama pemberontak, Luis Jalandoni mengatakan,  permintaan pemerintah untuk menghentikan serangan gerilya dianggap  "konyol" dan "tidak dapat diterima" dengan alasan tentara menyerang masyarakat pedesaan tempat pemberontak itu berada.

Dureza dilansir Reuters mengatakan,  Duterte berusaha keras menciptakan perdamaian dengan membebaskan lebih dari 20 pemimpin pemberontak dan memberlakukan gencatan senjata sepihak.

KEYWORD :

Darurat Marawi Rodrigo Duterte




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :