Kamis, 25/04/2024 23:24 WIB

Nawacita Indonesia Usulkan PLN Jadi Holding

Dibutuhkan keberanian untuk bisa mewujudkan program elektrifikasi 35 ribu Megawatt.

Tehnisi Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Jakarta - Ketua Nawacita IndonesiaIrwansyah mengusulkan agar PT PLN (Persero) menjadi holding untuk BUMN Listrik. Alasannya, hal itu dalam rangka meningkatkan program elektrifikasi yang selama ini pertumbuhannya masih sangat kecil.

“Kita melihat kebutuhan elektrifikasi sudah bisa dibanggakan namun masih sangat kecil dari yang kita diharapkan. Ada peningkatan-peningkatan, tapi kecil dari sisi pertumbuhannya. Rangkaian ke depan,  kita akan terpanggil untuk pembicaraan holding tentang listrik untuk dibawa menjadi satu point ke level manajemen dan pemangku kepentingan dan kebijakan,” kata Irwansyah.

Irwansyah menegaskan, sebenarnya pembicaraan holding ini sudah sangat sering dibicarakan dalam berbagai forum dan seminar BUMN. Hanya saja, bisa tidaknya ini menjadi kenyataan sangat tergantung dari leadership dan keinginan untuk melakukan perubahan dalam peningkatan program kinerja elektrifikasi.

“Siap untuk berubah, siap untuk bekerja dengan hati, siap untuk bisa menunjukkan bahwa program ini bukan untuk kepentingan kelompok atau perorangan tapi untuk negara,” katanya.

Dijelaskan dia, dibutuhkan keberanian untuk bisa mewujudkan program elektrifikasi 35 ribu Megawatt. Keberanian inilah yang dibutuhkan untuk untuk keluar dari persoalan yang selama ini membelenggu. "Sehingga menyebabkan program elektrifikasi sulit untuk digenjot," ujarnya.

“Kalau PLN melihat ini sebaagai peluang,   maka PLN secara internal bisa berbenah dan menganggap bahwa ini bukan monopoli PLN tapi melihat peluang bahwa PLN benar-benar memiliki SDM dan tenaga kerja yang kapabel. Tidak outsourcing, tidak ada konsultan yang datangnya dari luar kemudian hanya menjadi seperti lelang atau tender. Tapi lebih kepada menyiapkan ahli listriknya, tukang listriknya dan itu layak dengan perusahana listrik negara,” jelasnya.

Irwansyah melihat selama ini, kerja PLN lebih banyak melakukan supervisi pekerjaan yang dilakukan oleh pemenang tender yang jelas-jelas bukan orang PLN dan hanya mengatasnamakan mitra PLN. “Seharusnya SDM ini diperbaiki dan kalau ini kembali pada PLN tidak ada masalah dan orang-orangnya siap untuk menjalankan sebuah holding,” katanya.

Hanya saja, lanjut dia, belum ada keinginan dari pengambil kebijakan untuk menjadikan perusahaan PLN ini sebagai holding untuk BUMN energi atau listrik. Padahal sudah banyak perusahaan-perusahaan BUMN yang sukses setelah menjadi holding seperti Semen Indonesia ataupun Pupuk Indonesia Holding Company.

“Mereka akan selalu terjebak pada normatif bahwa sekarang ada regulasi  yang mengatur bahwa apapun itu harus lewat PLN dan bentuk kemitraannya harus melibatkan PLN. Nah inikan terkesan tidak jauh beda dengan monopoli gaya baru saja padahal sebenarnya yang harus dicermati bahwa kata PLN itu adalah perusahaan listrik negara. Bukan PT PLN-nya yang diterjemahkan sebagai entitas. Jadi harus diubah pemahaman bahwa PLN adalah perusahaan listrik  negara dan terbuka siapa saja perusahaan yang ingin meningkatkan elektrifikasi ini,” tambah dia.

KEYWORD :

Nawacita Indonesia PLN Irwansyah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :