Sabtu, 20/04/2024 17:28 WIB

INTERNASIONAL

Bukan Indonesia, Ternyata ini Konsumen Tembakau Terbesar Dunia

Sekitar 200 juta jiwa  tewas dan puluhan juta jatuh dalam  lembah kemiskinan akibat rokok sepanjang abad ini. China adalah konsumen terbesar produsen  tembakau dunia

Ilustrasi rokok

Beijing - Sekitar 200 juta jiwa  tewas dan puluhan juta jatuh dalam lembah kemiskinan akibat rokok sepanjang abad ini di China. Negeri Tirai Bambu itu adalah konsumen terbesar produsen dan industri tembakau di dunia. 

Pada 2015, tercatat 1,1 triliun yuan (US $ 160 miliar) peningkatan laba, naik 20 persen dari  tahun ketahun. Dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan United Nations Development Program (UNDP) mendesak pemerintah setempat untuk mengurangi penggunaan rokok, Jumat (14/4)

"Jika tak ada solusi mengurangi (angka kematian) dan memperkenalkan kebijakan yang lebih progresif, imbasnya tak hanya kesehatan orang di seluruh negeri, tetapi juga dampaknya terhadpa perekonomian China secara keseluruhan," kata WHO perwakilan China Bernhard, Schwartlander dalam sebuah pernyataan.

Perhitungan ini mencakup baik biaya  secara langsung mengobati penyakit terkait tembakau, maupun biaya secara tidak langsung seperti produktivitas kerja yang hilang. "Kenaikan pesat biaya yang terkait dengan penggunaan tembakau di China tidak berkelanjutan," tambah Schwartlander

Dua 28 persen semua orang dewasa dan 50 persen pria di China diperkirakan merokok secara teratur. Migran pedesaan ke perkotaan lebih lebih aktif merokok. Dan dampaknya bisa jatuh ke dalam jeratan kemiskina ketika biaya medis terkait dengan rokok menjadi mahal. Selain itu, meningkatnya jumlah perokok bertentangan dengan misi dan visi pemerintah memberantas kemiskinan secara nasional pada 2020.

Organisasi telah merekomendasikan kebijakan bebas asap rokok di seluruh negeri hampir menyerupai dengan undang-undang di Beijing dan Shanghai, di mana merokok dilarang di sebagian besar tempat-tempat umum. Namun, menegakkan langkah-langkah anti merokok sangat sulit di Negeri Tirai Bambu itu lantaran alasan-alasan `politik`.

Organisasi itu juga mendesak pemerintah menaikkan pajak tembakau agar sulit untuk dijangkau. Sementara harga tembakau ritel meningkat menyusul kenaikan perpajakan di 2015, harga rata-rata sebungkus rokok tetap hanya sepuluh yuan. Kenaikan 50 persen dalam per harga eceran rokok akan mencegah 20 juta kematian prematur lebih dari 50 tahun, kata laporan itu.

KEYWORD :

Tembakau Rokok China Angka Kematian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :