Jum'at, 19/04/2024 05:31 WIB

Lima Alasan Penyebab Ogah Meminta Maaf

Jika mental memaafkan sudah ditanamkan sejak kecil, mengapa hal ini bagi sebagian orang tidak membekas hingga dewasa?

Ilustrasi marah

Jakarta - Jika diingat-ingat, meminta maaf adalah pelajaran yang sering diberikan pada saat kita masih kecil. Orang tua ingin sang anak memiliki hubungan yang baik dengan siapapun, sehingga segala jenis pertengkaran dan pertikaian, sedini mungkin bisa dihindari dengan meminta maaf.

“Jangan takut meminta maaf,” kata seorang ibu kepada anaknya suatu hari.

“Meminta maaf bukan urusan siapa yang salah atau benar, melainkan demi meraih ketenangan dalam diri. Saling memaafkan itu pun sangat bagus,” tambahnya.

Jika mental memaafkan sudah ditanamkan sejak kecil, mengapa hal ini bagi sebagian orang tidak membekas hingga dewasa? Bahkan saat orang dewasa melakukan kesalahan, sebagian di antaranya acuh untuk meminta maaf, atau lebih suka melimpahkan kesalahan itu kepada objek lain, meskipun sadar bahwa itu adalah kesalahannya.

Dari Psychology Today, berikut ini beberapa alasan yang membuat orang sulit meminta maaf;

  1. Gengsi

Dengan meminta maaf, berarti mengakui telah melakukan kesalahan. Pola pikir semacam ini akan menimbulkan rasa gengsi, karena melakukan sebuah kesalahan salah satu bentuk kecerobohan, ketelodoran, hingga suatu bentuk kebodohan.

  1. Malu

Terbiasa meminta maaf mungkin akan menjadikan kamu menjadi lebih rendah diri dan berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan dalam kesempatan berikutnya. Namun, sebagian orang cenderung sulit meminta maaf karena malu telah melakukan suatu kesalahan.

  1. Takut

Meskipun meminta maaf dapat menyelesaikan konflik personal, masih banyak orang yang takut meminta maaf karena khawatir akan dilimpahkan segala kesalahan tersebut kepadanya, dan orang lain yang seharusnya juga ikut bertanggung jawab tidak melakukan hal serupa.

  1. Emosi terpendam

Orang yang sulit meminta maaf biasanya memiliki emosi yang terpendam. Mereka mencoba nyaman di atas perasaan marah, dan emosi yang labil. Berbeda dengan orang yang lekas minta maaf biasanya memiliki emosi yang lebih stabil.

  1. Egois

“Aku benar dan kau SELALU salah,” mindset semacam ini jika terulang terus-menerus, maka akan mengabaikan untuk meminta maaf jika suatu waktu melakukan kesalahan.

 

KEYWORD :

Gaya hidup Maaf Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :