Jum'at, 26/04/2024 03:19 WIB

Kata PBNU, Resiko Pilih Ahok Lebih Besar Dibanding Anies

Menurut Hanief, PKB mesti mengedepankan aspirasi kontituen dalam menentukan dukungan pada Pilkada DKI putaran kedua

foto: nu.or.id

Jakarta - Ketua Harian Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Hanief Saha Ghafur mengatakan PKB harus memiliki proyeksi politik strategis jangka panjang. Ia berharap PKB menjadikan momentum Pilkada DKI putaran kedua untuk membesarkan partainya.

Karena itu, Hanief menekankan PKB menggunakan kalkulasi yang matang sebelum memutuskan dukung Cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau Anies Baswedan (Anies). Karena, kata dia, pilihan dukungan terhadap kedua calon tersebut memiliki tingkat resiko bagi bangunan politik PKB kedepan.

"Menurut saya, mendukung Ahok memiliki tingkat resiko yang lebih besar dibandingkan Anies," ujar Hanief dalam diskusi politik bertema PKB, Ahok Atau Anies di kantor DKN Garda Bangsa jalan Tebet Barat VIII nomor 56, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2016).

Hanief menyampaikan PKB mesti mengedepankan aspirasi konstituen dalam menentukan pilihan dukungannya. Ia khawatir, keputusan dukungan PKB justru berbeda haluan dengan mayoritas konstituen.

Sehingga, dapat menurunkan dukungan masyarakat terhadap PKB pada putaran politik selanjutnya. 

"Kalo ke Ahok atau ke Anies, ya dihitung berapa konstitennya. Kita juga harus melihat, harus bisa memprrediksi kemenangan PKB ke depan. Jangan pilihan PKB menjadi blunder," ungkapnya.

Lebih lanjut Hanief mengungkapkan agar PKB bisa mengukur kualitas dari jejak rekam dua kandidat pemimpin yang akan bertarung di Pilkada DKI putaran kedua.

"Kalo kebijakan, kita juga mesti menelusuri kebijakan yang telah diambil Ahok dan Anies. Begitu juga kita bisa mengidentifikasi kepeminan Ahok dan Anies dari perilakunya. Juga, Kemampuan memimpin pak Anies dan pak Ahok. Kita bisa lihat dari prestainya," jelasnya.

KEYWORD :

Ketua PBNU Hanief Saha Ghafur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :