Kamis, 25/04/2024 22:21 WIB

PKB Pilih Ahok Atau Anies? Inilah Hasil Diskusi Garda Bangsa

PKB dapat membantu memungkinkan daya tahan keislaman dan kebangsaan tetap terjamin.

foto: garda bangsa/ radar bangsa

Jakarta - Organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dewan Kordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa menggelar diskusi politik bertema PKB, Ahok Atau Anies di Kantor DKN Garda Bangsa jalan Tebet Barat VIII nomor 56, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2016). Diskusi tersebut digelar Garda Bangsa menyongsong Pilkada DKI putaran kedua bulan Mei mendatang.

Hadir sejumlah pembicara diantaranya, Rumadi Ahmad dari Lakpesdam NU, Hanief Saha Ghafur dari PBNU dan Sirodjudin Abbas dari Lembaga survei Syaiful Mujani Research Consulting (SRMC). Sebagai pemantik awal, Pengamat Lakpesdam Rumadi Ahmad mengatakan PKB tidak perlu dilema dalam memutuskan dukungannya pada Pilkada DKI putaran kedua nanti. Menurutnya, PKB cukup mempertimbangkan dua hal.

"Pertama, kalo dalam kaidah fikihnya menggunakan Akhofud Dhoruroh. Artinya tingkat resiko jika memilih yang nomor satu atau dua. Kedua, tingkat manfaatnya. Pilihlah yang lebih punya manfaat buat NU baik manfaat bagi pengembangan tradisi keagamaan. Dan lebih bisa menyalurkan aspirasinya lebih leluasa. Memilih Ahok atau Anies," ujar Rumadi di kantor DKN Garda Bangsa jalan Tebet Barat VIII nomor 56, Jakarta Selatan, Jumat (24/2/2016).

Sementara itu, peneliti dari SMRC Sirodjudin Abbas menyampaikan PKB memiliki citra sebagai gerbong politik Islam kebangsaan. Bahkan, PKB berperan dalam mendinginkan situasi di tengah memanasnya politik menjelang Pilkada DKI putaran pertama.

"Penting digarisbawahi bahwa di situ ada peran NU, Nahdhiyin dan peran PKB. Selama proses itu, PKB tidak ikut ambil panggung dan itu mebantu memungkinkan daya tahan keislaman dan kebangsaan tetap terjamin. Harapannya, NU dan PKB tetap mendahulukan keindonesiaan dan kekuatan perekatnya," ujar Sirodjudin.

Sirodjudin mengungkapkan saat ini terdapat kekuatan politik yang memainkan isu keagamaan. Harus diakui, kata dia, kelompok tersebut cenderung berafiliasi kepada cagub-cawagub DKI Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi).

"Pilihannya, apakah PKB mengambil sikap tegas untuk mempertahankan kekuataan kebangsaan itu dan tidak ikut bagian mengeksploitasi keagamaan. Karena, meskipun pihak Anies (Anies-Sandi) dan pendukungnya tidak ekslusif. Tetapi, secara citra, kelompok yang memainkan isu agama ini diambil keuntungannya oleh Anies," ungkapnya.

Selanjutnya, Ketua PBNU Hanief Saha Ghafur mengatakan PKB dapat memilih pemimpin dengan menggunakan pedoman ijtihad Nahdhatul Ulama (NU). "Kalo urusan pilihan, di NU tidak seperti syiah soal imamah. Yang tegas-tegas. Aswaja seperti NU menentukan politik dengan menggunakan Mahallul Ijtihad yang dikreasi tidak hanya oleh imam. Tetapi siapapun berdaarkan ijtihad yang mendalam," ungkap Hanief.

Dalam penjelasannya, Hanief menyampaikan setidaknya terdapat tiga gambaran prioritas calon pemimpin yang layak menurut ijtihad NU. "Pertama, kebijakannya. Bagaimana kita menelusuri kebijakannya Ahok dan Anies. Kedua, perilaku kepemimpinannya. Ketiga, prestasinya. Bagaimana kemampuan pak Ahok dan pak Anies," jelasnya.

Seperti diketahui, dalam diskusi tersebut hadir Ketua DKN Garda Bangsa Cucun Sjamsurijal. Hadir juga, sejumlah pengurus DPC DKI beserta jajaran penggurus tingkat ranting PKB.

KEYWORD :

PKB Garda Bangsa Pilkada DKI Ahok Anies




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :