Sabtu, 20/04/2024 05:09 WIB

International

Trump Tarik Pabrik, China Tak Ubah Strategi Ekonomi

Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) akan melakukan

Petugas membersihkan karpet di sebelah bendera nasional AS dan China sebelum konferensi pers Dialog Strategis dan Ekonomi di Balai Agung Rakyat di Beijing, 2014.

Beijing - Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) akan melakukan "reshore" atau menarik semua pabrik di negara China ke AS. Menganggapi hal itu, Menteri Perindustrian, Miao Wei pada Jumat (17/2) tidak akan mengubah sedikit pun strategi ekonomi terbuka.

"Upaya Trump merevitalisasi manufaktur AS, memungkin seluruh perusahaan dan pubrik kembali ke AS, dan tentu hal ini memiliki konsekuen, namun hal itu dinilai tidak mempengaruhi perkembangan industri manufaktur China," kata Miao dalam konferensi pers.

China akan terus mendorong perusahaan asing untuk melakukan inventasi dalam negeri dan pada saat yang sama akan mendorong perusahaan domestik melakukan inventasi keluar negari "Kami tidak akan mengubah tujuan kami membuka diri terhadap dunia luar," tambahnya.

China khawatir industri ekspor yang bergantung akan menderita, maka tak pelak lagi negara yang dijuluki Tirai Bambu itu berulang kali mendesak pemimpin dunia menolak proteksionisme (atau pengetatan perdangangan antar negara) yang Trump perjuangkan dengan simbol kampanyenya "America First"

Menjadi pembicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos bulan lalu, Presiden China Xi Jinping mengibaratkan proteksionisme dengan istilah "mengunci diri di ruang gelap" dan memutus "cahaya dan udara," dilansri dari Reuters

Sektor baja China menjadi sorotan khusus, bersama meningkatnya jumlah gerakan anti-dumping di tengah tuduhan bahwa mereka menjual kurang dari biaya pada umumnya dan memaksa pesaing asing keluar dari bisnis.

Wakil menteri industri, Xu Lejiang mengatakan pada konferensi pers pada Jumat (17/2) keputusan China untuk memangkas 65 juta ton kapasitas baja tahun lalu, harganya kembali normal, dengan indeks komposit yang dikelola oleh Cina Asosiasi Besi dan Baja (CISA) naik 76,5 persen pada 2016.

Xu mengatakan jumlah pembuat baja merugi turun 51 persen tahun lalu, sementara keuntungan sektor secara keseluruhan naik lebih dari dua kali lipat pada tahun 2016. Cina mengumumkan awal tahun lalu bahwa ia akan menutup sebanyak 150 juta ton produksi baja selama periode 2016-2020.

KEYWORD :

China Donald Trump Ekonomi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :