Sabtu, 20/04/2024 18:37 WIB

Nabila, Potret Anak Muda yang Keluar dari Zona Nyaman

Nabila kini aktif sebagai motivator, konselor muda, pendongeng, duta baca dan internet nasional. Bahkan peranan sebagai atlet panahan dan model pun digelutinya.

Nabila Ishma di Kupang

Kupang - Pada era yang berkembang semakin canggih, anak-anak kini tak hanya bertindak sebagai objek penanaman nilai-nilai moral dan motivasi dari orang tua. Jika diberikan kesempatan, mereka pun mampu memproyeksi diri sebagai pengingat, penasihat, dan bahkan motivator terhadap rekan-rekan sebanyanya.

Nabila Ishma, pelajar 15 tahun asal Kota Bandung, Jawa Barat ini membuktikan kapasitasnya sebagai anak muda yang memiliki semangat gagah dalam membangun generasi bangsa. Meskipun masih tergolong gadis cilik, toh Nabila sudah menempati posisi sebagai Ketua Forum Anak di Kota Kembang tersebut.

Jika teman-teman seusianya masih menyibukkan diri dengan gadget dan hura-hura, Nabila sudah aktif sebagai motivator, konselor muda, pendongeng, duta baca dan internet nasional. Bahkan peranan sebagai atlet panahan dan model pun digelutinya dalam usia yang cukup belia.

Untuk urusan prestasi, Nabila tak pernah absen. “Ya, Alhamdulillah masih bagus deh,” kata Nabila kepada Jurnas.com. Saat ditanya lagi, Nabila berbisik bahwa dirinya selalu masuk dalam peringkat lima besar di kelas.

“Bermimpilah setinggi langit, karena saat engkau terjatuh akan berada di antara bintang-bintang,” demikian sebaris kalimat yang keluar dari bibir mungil Nabila di hadapan 40 anak muda belasan tahun dari Nusa Tenggara Timur (NTT), di Kupang, Rabu (8/2). Kehadirannya di Indonesia timur tersebut dalam rangka sosialisasi gerakan Because I Am A Girl (BIAAG) yang diusung Plan International Indonesia.

Kutipan Presiden pertama Indonesia itu diserukan Nabila kepada anak-anak muda NTT agar berani keluar dari zona nyaman, dan terus memacu diri untuk meraih cita-cita. Baginya, tidak seorang pun akan mengubah masa depan bangsa, jika anak-anak muda tidak melakukan hal itu sejak dini.

“Bagaimana pun jika bukan kita, lalu siapa lagi yang akan peduli dengan hak-hak kita khususnya anak-anak perempuan,” ucap gadis yang bercita-cita menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak ini.

Nabila berpesan untuk keluar dari zona nyaman, tentu bukan pekerjaan yang mudah. Sebagai contoh, bagi anak-anak NTT, mereka memiliki modal yang kuat dalam hal kreativitas dan sikap kritis, namun harus menghadapi pandangan tradisional yang membatasi pendidikan anak perempuan. “Yang terpenting aku harap mereka bisa mengasah dan mengembangkan diri,” tambah Nabila.

KEYWORD :

Plan Indonesia Nabila Ishma Kupang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :