Jum'at, 19/04/2024 14:27 WIB

CBC Minta KPK Dalami Pembelian Teknologi Sektor BUMN

Keanehan lain, Deni memaparkan rencana Bank Mandiri berinvestasi di sektor IT untuk mendukung e-money sampai Desember 2016, senilai 11 juta dolar.

Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan dalami terkait dugaan penyimpangan dalam pembelian barang-barang teknologi di perusahaan pelat merah. Pembelian teknologi di BUMN pun mulai dibidik. Diduga kuat cara pembeliannya sama di Garuda Indonesia.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, KPK akan dalami semua informasi-informasi terkait pembelian barang barang teknologi  tersebut. “Jika memang ditemukan informasi lain yang relevan tentu akan ditindaklanjuti,” kata Febri menanggapi adanya dugan penyinpangan dalam pembelian barang-barang teknologi di BUMN perbankan.

Dalam kasus Garuda, KPK masih fokus pada penyidikan dengan  dua tersangka, yaitu ESA, mantan dirut Garuda dan SS, Benefficial owner PT Connought Internastional. “SS diduga memberikan suap pada ESA dalam pembelian pesawat Airbus A330,” katanya.

Kasus suap Rolls Royse yang menyeret mantan Dirut Garuda, ES harus menjadi pintu awal KPK untuk menyelidiki semua pembelian barang barang teknologi  serupa di sejumlah BUMN .

Hal itu dikatakan  Deni Daruri, Presiden Direktur Centre for Banking Crisis (CBC) yang meminta KPK membongkarnya. Artinya, tidak sampai di Garuda, tapi di BUMN lain pun harus diusut.

Ia mencontohkan, soal pembelian satelit oleh Bank BRI. Kata Deni, banyak keanehan dalam pembelian satelit seharga 220 juta dolar atau setara Rp 3 triliun, dengan skema cicilan selama delapan tahun.

"Kalau diteliti, cara pembelian di Garuda, hampir sama dengan yang di BUMN. Hanya beda barang saja," ungkapnya.

Namun lanjut Deni, yang harus diinvestigasi, sejauh maha kapasitas satelitnya bisa digunakan untuk menopang bisnis perusahaan  pelat merah ini?

“Apa benar menguntungkan perusahaan? Berapa untungnya dari beli satelit itu? Semuanya kan harus diinvestigasi," lanjut Deni.

Keanehan lain, Deni memaparkan rencana Bank Mandiri berinvestasi di sektor IT untuk mendukung e-money sampai Desember 2016, senilai 11 juta dolar.

"Lima tahun belakangan, Bank Mandiri banyak sekali membeli barang-barang berteknologi untuk memperkuat sistem pembayaran. Nilainnya sampai puluhan bahkan ratusan juta dolar AS. Apa sudah sesuai spek dan bermanfaat? Di situ ranah KPK untuk bergerak,"
paparnya.

Masih menurut Deni, berdasarkan kajian CBC, investasi teknologi yang dilakukan bank-bank pelat merah (BUMN), acapkali harganya lebih mahal ketimbang bank-bank swasta. Hal ini bisa menjadi pintu masuk bagi KPK untuk menelusuri ada-tidaknya korupsi.

"Saya kira, sudah waktunya KPK membongkar korupsi di bank-bank BUMN," pungkasnya.

KEYWORD :

Teknologi BUMN KPK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :