Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menghadiri Haul Gus Dur
Jakarta - Pernyataan Terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang keberataan dengan Ketua MUI, KH Ma`ruf Amin saat menjadi saksi pada sidang kasus penistaan agama, disebut ada upaya mengadu domba dengan kalangan Nadliyin.
Jubir Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni mengatakan, misalnya pernyataan pers Waksekjen Partai Demokrat Rahlan Nasidik yang menyatakan Ahok telah melecehkan integritas PBNU dan kaum Nahdliyin adalah salah satu indikasinya.
"Rahlan seolah-olah kehilangan akal sehat melihat elektabilitas Agus yang terus merosot. Semua jurus, termasuk jurus mabok mengadu domba Pak Ahok dengan NU dilakukan," kata Toni, melalui rilis yang diterima Jurnas.com, Jakarta, Rabu (1/2).Toni mengatakan, tidak mungkin Ahok diadu domba dengan Nahdliyin. Menurutnya, selama ini Nahdliyin yang menjadi pembela utamanya menghadapi isu penistaan agama. "Idola Pak Ahok juga tokoh-tokoh NU seperti Almarhum Gus Dur, Gus Mus dan kiai sepuh lainnya. Mereka yang selama ini memperjuangkan kebhinnekaan yang menjadi inspirasi Pak Ahok bekerja untuk rakyat," terangnya.Baca juga :
Tuntaskan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, Wapres Harap Kemendes PDTT Tingkatkan Kapasitas Pendamping Desa
Sebelumnya, Ahok keberatan dengan sejumlah kesaksian Ma`ruf Amin. Ahok juga merasa keberatan dengan Ma`ruf yang meralat pernah bertemu dengan pasangan calon Agus Yudhoyono-Sylviana Murni pada 7 Oktober.Menurutnya, Ma`ruf ingin menutupi riwayat hidupnya yang pernah menjadi anggota Wantimpres pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal, pengacaranya memiliki bukti bahwa SBY meminta Ma`ruf bertemu dengan Agus-Sylviana.
Tuntaskan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem, Wapres Harap Kemendes PDTT Tingkatkan Kapasitas Pendamping Desa
MUI Ahok Maruf Amin Pilkada DKI