Sabtu, 20/04/2024 00:35 WIB

Luar Negeri

Seruan "Boikot Seks" Jadi Cara Ampuh Berpolitik di Kenya

Seruan boikot seks dengan suami bukan yang pertama kalinya ditempuh di Kenya.

Misho Mboko, anggota parlemen dari partai oposisi Kenya

Kenya - Ada yang menarik dari cara kampanye sosialiasi pemilihan umum di Kenya. Ada seruan yang menyarankan para istri jangan mau berhubungan seks dengan suami sampai mendaftar untuk ikut pemilihan umum 8 Agustus mendatang.

Seruan itu dilakukan oleh anggota parlemen setempat, Misho Mboko yang mewakili daerah pemilihan kota pantai Mombasa. Dia mengatakan, langkah itu merupakan strategi terbaik untuk meningkatkan perolehan suara kubu oposisi.

"Para perempuan, ini adalah strategi yang sebaiknya Anda terapkan. Jangan beri mereka seks sampai mereka menunjukkan kartu pemilih," saran Mboko dilansir bbc.

Pendaftaran pemilih untuk pemungutan suara pada 8 Agustus mendatang akan berakhir pada 17 Februari.

Cara dengan boikot seks, dikatakan Mboko, bisa menjadi senjata yang ampuh dan akan mendorong para pria yang masih enggan untuk segera mendaftarkan diri sebagai pemilih. Dilansir media di Kenya, Standard, suaminya tidak akan terpengaruh oleh boikot seks tersebut karena sudah mendaftar.

Seruan boikot seks dengan suami bukan yang pertama kalinya ditempuh di Kenya. Tahun 2009 lalu, para pegiat perempuan melancarkan mogok seks selama sepekan untuk menekan agar Presiden Mwai Kibaki dan Perdana Menteri Raila Odinga serta para pendukung masing-masih menempuh rekonsiliasi atas permusuhan sengitnya.

Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, mengupayakan masa jabatan kedua dan akan melawan calon yang didukung oleh aliansi partai-partai oposisi, termasuk partai Mboko, ODM.

Mboko mengatakan aliansi oposisi akan memiliki peluang yang lebih tinggi untuk menang jika para pendukungnya mendaftar menjadi pemilih dalam jumlah besar-besaran.

KEYWORD :

Boikot Seks Misho Mboko




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :