Jum'at, 19/04/2024 14:29 WIB

Dongeng Cabai di Kepulauan Tropis Terbaik di Dunia

Raffles di dalam bukunya The History of Java, tentang menu makanan orang Batavia yang tidak pernah lepas dengan sambal.

Buku Suma Oriental karya Tome Pires

Jakarta - Sejak jaman  pelaut Portugis pertama kali menjelajahi Nusantara di sekitar abad ke 16, menu makanan orang kepulauan Nusantara memang sudah lekat dengan yang namanya cabai.

Tome Pires,  pendeta, pedagang dan administratur kerajaan Portugis menamakan cabai sebagai "long pepper" atau lada panjang yang dia temui saat kapalnya berlabuh di Calapa atau Sunda Kelapa atau Jakarta pada saat sekarang ini.

Pelabuhan Sunda Kelapa pada saat itu merupakan pelabuhan perdagangan bagi kerajaan Sunda yang letaknya di wilayah pedalaman selatan. Para ahli sejarah memperkirakan kerajaan Sunda itu ada di wilayah Bogor dan sekitarnya.

Catatan tentang cabai  tertulis di buku Tome Pires yang berjudul Suma Oriental. Kalau diterjemahkan artinya adalah Timur yang Agung. Tome Pires begitu terkesan dengan wilayah Nusantara karena segala macam jenis bumbu yang pada saat itu merupakan komoditi perdagangan yang sangat menguntungkun begitu melimpah di wilayah kepulauan tropis ini.

Lada, pala, cengkih, cabai, tembakau, bawang merah, bawang putih, kunyit, sereh, dan masih banyak lagi adalah deretan bumbu-bumbu yang sudah sejak lama  hadir di dalam menu masakan orang kepulauan Nusantara.

Karena bumbu-bumbu itulah,  Portugis kemudian mulai menggunakan kekuatan penaklukan untuk bisa menguasai perdagangan komoditi yang bagi Eropa pada saat itu nilainya sangat mahal. Portugis pun menguasai Malaka, pelabuhan dagang tempat perdagangan antara kerajaan-kerajaan Nusantara berjaringan dengan kerajaan dari  teluk Bengal, kerajaan-kerajaan Cina Selatan, kerajaan semenanjung Korea dan Jepang hingga kerajaan-kerajaan kecil yang membentang dari kepulauan Mindanao hingga Formosa.

Dari penaklukan Portugis di Malaka itulah,  sejarah kolonialisme di Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Barat dan Timur Dekat membentang panjang hingga membentuk tata dunia yang ada hingga saat ini.

Hingga tiga ratus tahun kemudian sesudah catatan Tome Pires tentang "Lada Panjang" di pelabuhan Sunda Kelapa, Thomas Stamford Raffles seorang administratur kerajaan Inggris mencatat dengan tingkat ketelitian seorang antropolog modern. Yaitu tentang menu makanan orang yang ada di "kepulauan tropis yang terbaik di dunia."

Raffles di dalam bukunya The History of Java, tentang menu makanan orang Batavia yang tidak pernah lepas dengan sambal. Bagi Raffles sambal akan menjadi makanan yang membuat orang-orang Eropa `menderita` karena rasa yang memang jauh lebih kuat dari lada.

Walaupun sangat mencintai kepulauan Nusantara tetapi setelah membaca buku Raffles sepertinya Gubernur Jenderal Hindia dari ayah seorang Koki kapal ini belum bisa beradaptasi dengan cabai.  Jadi tidak usah heran dengan kenaikan harga cabai sekarang ini, karena sudah berabad-abad lamanya orang Nusantara sangat doyan dengan cabai.

Asal tahu saja sejak Raffles menulis tentang Nusantara dia sudah memperkirakan bahwa pulau ini adalah pulau yang akan selalu mengalami over populasi terutama di bandar-bandar atau kota-kota besarnya. Dan saat pertenian di Indonesia tidak lagi mendapat perhatian yang  maka tidak heran kalau harga Cabai bisa luar biasa.

KEYWORD :

Masakan China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :