Selasa, 23/04/2024 23:09 WIB

Peneliti Ungkap Temuan Menarik dari Pengguna Sabu-sabu

Pengguna sabu-sabu membuat mereka cenderung melakukan aktivitas seksual yang berisiko tinggi, seperti tidak menggunakan pengaman atau kondom atau berganti-ganti pasangan.

Ilustrasi narkoba

Jakarta - Penelitian tentang para pengguna sabu-sabu di Indonesia, seperti dilakukan oleh Laura Nevendorff dan Ignatius Praptoraharjo dari AIDS Research Center Universitas Katolik Atmajaya, menceritakan banyak temuan menarik.

Ternyata ditemukan  tiga pola pengguna sabu-sabu di Indonesia. Pertama para pengguna yang sering menggunakan sabu-sabu terlepas dia ada dilingkungan yang mengharuskan dia menggunakan sabu-sabu. Kedua pengguna yang menggunakan sabu-sabu sebagai bagian dari pekerjaannya, tetapi tidak sesering pengguna pertama. Dan, ketiga adalah pengguna sabu-sabu yang hanya pada waktu tertentu saja.

Uniknya penelitian ini menemukan bahwa rata-rata pengguna sabu-sabu di Indonesia merasa bahwa sabu-sabu tidak membuatnya ketagihan. Menarik dipelajari lebih jauh, pengguna sabu-sabu di Indonesia rata-rata mengaitkan ketagihan seperti ketagihan yang dialami para pecandu heroin. Pengguna sabu-sabu merasa bisa mengatur penggunaaanya, mereka merasa bahwa sabu-sabu tidak membuatnya ketagihan.

Di antara 38 pengguna sabu-sabu yang diteliti dan diwawancarai mengaku tidak menggunakan jarum suntik untuk menggunakan sabu-sabu. Jadi, bagi mereka, keterkaitan antara penggunaan sabu-sabu dengan risiko tertular HIV/AIDS melalui jarum suntik tidak tercatat.

Sementara risiko terkena penyakit seksual menular dan HIV/AIDS terjadi karena pengguna sabu-sabu membuat mereka cenderung melakukan aktivitas seksual yang berisiko tinggi, seperti tidak menggunakan pengaman atau kondom, berganti-ganti pasangan, hingga kecenderungan melakukan eksplorasi seksual yang lebih menantang,

Uniknya, saat responden yang diteliti mencatat jumlah penghasilannya, jumlah yang terbesar pengguna sabu rata-rata berpenghasilan antara 2,5 juta rupiah hingga 4 juta. Pengguna terbesar kedua adalah yang berpenghasilan kurang dari 1,5 juta rupiah per bulan.

Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif itu bertujuan mendapatkan pemahaman yang mendalam dari berbagai pola yang sangat beragam dari pengguna sabu-sabu, sejak dari pertama kali mengenal sabu, pemakaian yang berkelanjutan, keinginan untuk mengurangi pemakaian, dan upaya untuk menghentikan sampai dengan pengaruh sabu-sabu dalam kehidupan sehari-hari pemakainya.

Hasil penelitian yang dipublikasikan pada Desember tahun 2015 yang lalu ini didanai oleh Mainline - The Netherland dilakukan di tiga kota besar di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, dan Makassar. Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah 38 orang, yang terdiri dari 25 orang laki-laki, 14 orang perempuan dan 1 orang transgender. Rata-rata responden yang diteliti berada di kisaran umur 30-an.[]

KEYWORD :

Narkoba Penelitian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :