Kamis, 18/04/2024 18:07 WIB

Inilah Alasan Internet Digandrungi, juga Diawasi

Semua informasi yang berseliweran di internet itu sudah pasti harus disimpan di sebuah data center yang dilengkapi dengan server-server.

Ilustrasi Internet

Jakarta - Internet, sistem raksasa yang baru berumur kurang lebih dua dekade adalah barang yang menakjubkan. Sarana ini mampu menyambungkan titik paling jauh di pojok dunia hingga metropolitan yang paling sibuk,  sembari membuka mata orang untuk belajar, berbisnis hingga nonton binatang piaraan yang lucu.

Tetapi dengan kemampuan sehebat itu biaya energi yang disedot juga raksasa. Itu terungkap dalam video SciShow oleh  Hank Green yang membawakannya,  menyebutkan bahwa kegemaran kita akan internet yang meliputi segenap hidup kita telah menghasilkan dan membagi 100 gigabytes data di tahun 1992 hingga menjadi 28000 gygabytes per detik di tahun 2013.

Semua informasi yang berseliweran di internet itu sudah pasti harus disimpan di sebuah data center yang dilengkapi dengan server-server. Tentu saja tempat penyimpanan raksasa ini menyedot energi yang sangat besar. Pada tahun 2013 saja, Internet di Amerika Serikat menggunakan 91 miliar kilowatt per jam energi untuk menjalankan tampungan raksasa ini. Besar daya yang digunakan setara dengan 34 pembangkit listrik besar dengan tenaga batu bara.

Hal itu semakin diperburuk lagi dengan kenyataan bahwa orang ingin tersambung ke internet setiap saat setiap hari. Ini menyebabkan server bekerja tanpa henti, menyedot energi dengan jumlah yang semakin besar walaupun belum tentu kerja server itu dipergunakan. Akibatnya, data center internet bisa memboroskan hingga 90% energi dari yang mereka gunakan.

Ada banyak solusi untuk membuat data center internet ini lebih ramah lingkungan dengan penggunaan energi yang efisien. Salah satunya dengan membuat server-server yang terkonsolidasi (consolidating servers). Atau dengan cara menyerahkan pengelolaan secara outsourcing ke Islandia. Kenapa ke islandia? Islandia adalah negara di Eropa utara yang paling dekat dengan kutub utara.

Logikanya sederhana, seperti komputer yang bisa kepanasan, server internet juga bisa kepanasan, dan secara konvensional pasti membutuhkan begitu besar ruang berpendingin untuk membuatnya tetap dingin. Memindahkan server ke tempat yang dingin seperti Islandia, dengan suhu yang secara alamiah sudah dingin, bisa mengurangi borosnya energi untuk membuat server bekerja pada suhu yang membuatnya nyaman.

KEYWORD :

Raksasa Internet Penelitian Islandia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :