Kebun di atap rumah
Jakarta - Sayuran dari kebun di atap gedung bisa lebih menguntungkan dan tidak banyak terkontaminasi (pestisidan, polusi) dibandingkan dengan sayuran yang dihasilkan dari lahan pertanian biasa. Paparan penelitian itu ditulis oleh Ting Liu, Meng Yang, Zhiguo Han, dan David W. W dalam penelitian mereka tentang pertanian kota yang mengambil tempat di Guangzhou, Cina.
Atap gedung itu berukuran 1600 kaki persegi, atau dalam sistem metrik sekitar 150 meter persegi. 14 (empatbelas) tangki-tangki hidproponik mampu menghasilkan ratusan kilo sayuran tiap tahunnya, dengan potensi profit mencapai $6000 dolar per tahun. Potensi profit itu hampir dua kali lipat jumlah upah minimum kota Guangzhou selama tahun 2015.Penelitian tentang berkebun di atap gedung itu dipublikasikan pada bulan Juli yang lalu dalam jurnal Agronomy for Sustainable Development. Berkebun sayuran di atap gedung, terutama jenis lalapan yang mudah dimakan semacam, selada, basil, kemangi, atau poh-pohan, merupakan masa depan pertanian kota. Berkebun dengan sistem hidroponik di atap gedung pencakar langit tidak hanya menghasilkan suplai sayuran yang berkelanjutan bahkan bisa lebih murah dibandingkan membeli di pasar pada umumnya.Publikasi penelitian itu merupakan salah satu penelitian yang mengupas model bisnis hidroponik atap gedung yang komprehensif, sebuah metode yang telah cukup banyak dilakukan di Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Kanada. Model berkebun ini adalah model bertani tanpa medium tanah. Setuap tanaman diletakkan dalam wadah plastik yang diletakkan di antara pipa-pipa dan tangki-tangki yang mengalirkan air yang berisi nutrisi mereka.Hidroponik