Kamis, 25/04/2024 22:27 WIB

INDEF: Kemiskinan Makin Dalam dan Lebar

Indeks kedalaman kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan. Sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi di era Pemerintahan Jokowi tak menyentuh rakyat bawah.

ekonomi

Jakarta - Indeks kedalaman kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2015 dan 2016. Ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi di era Pemerintahan Jokowi tak menyentuh rakyat bawah.

Dalam data terbaru yang dirilis INDEF, diketahui bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,79 persen hanya mampu mengentaskan kemiskinan sebanyak 5,53 persen, jauh bila dibanding era Orde Baru yang pertumbuhan ekonominya 6,18 persen bisa mengurangi kemiskinan sebanyak 22,7 persen.

“Indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan kembali memburuk," kata Direktur INDEF, Enny Sri Hartati.

Indeks kedalaman kemiskinan adalah tolak ukur rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan itu.

Sedang indeks keparahan kemiskinan menggambarkan penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeksnya, maka akan semakin tersebar tingkat pengeluaran di antara penduduk miskin.

"Selama periode 2007-2014, angka kedalaman kemiskinan di Indonesia menunjukkan perbaikan. Indeksnya menurun dari 2,99 (2007) menjadi 1,75 (2014). Namun di 2016, tingkat kedalaman kemiskinan kembali memburuk menjadi 1,94,” jelas Enny.

Menurur Enny, jargon pemerintahan Jokowi membangun Indonesia dari pinggiran ternyata kurang efektif karena kemiskinan di desa masih lebih tinggi dibanding di kota. Indeks kedalaman kemiskinan di perdesaan sebesar 2,74, sedangkan indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan sebesar 1,19.

“Artinya, masyarakat miskin di desa memiliki tingkat pendapatan yang jauh di bawah garis kemiskinan dibanding dengan masyarakat miskin di perkotaan,” jelas dia.

INDEF meminta pemerintah fokus untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Artinya, pertumbuhan ekonomi harus didorong oleh kemampuan ekonomi daerah (local genuine) serta pengelolaan kekayaan sumber daya alam. Daerah harus didorong meningkatkan nilai tambah yang nantinya akan mendongkrak perekonomian secara makro.

KEYWORD :

INDEF Kemiskinan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :